BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemberlakuan pasar bebas di era globalisasi sangat berpengaruh terhadap perdagangan ekspor dan impor, serta industri, baik industri besar, menengah maupun kecil. Agar suatu produk mempunyai daya saing untuk dapat menembus pasar global, proses standardisasi harus diterapkan. Suatu produk dikatakan bermutu apabila produk tersebut sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan oleh standar dan regulasi yang berlaku.
Suatu produk yang berdaya-saing internasional, umumnya ditunjukkan oleh beberapa faktor: harga, mutu, waktu penyerahan (time delivery) dan aspek lingkungan. Mutu sebagai salah satu faktor daya saing sangat dipengaruhi oleh: sistem manajemen, teknologi, SDM, sarana dan standar produk. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dan pengembangan di bidang sistem mutu dan teknologi pengujian, untuk mendukung peningkatan daya saing produk nasional.
Pengujian dan mutu yang merupakan bagian dari MSTQ (Metrology, Standard, Testing and Quality) sudah merupakan tuntutan dan persyaratan untuk memenangi persaingan dalam perdagangan global. Di samping itu, pengujian sangat dibutuhkan untuk membatasi produk dari luar negeri yang semakin membanjiri pasar dalam negeri, dengan menerapkan standar persyaratan keamanan, keselamatan, kesehatan dan perlindungan lingkungan.
Terlebih lagi dengan telah ditandatanganinya Mutual Recognition Arrangement (MRA)1 di sektor elektronik dan peralatan kelistrikan antarnegara ASEAN pada tanggal 5 April 2002, tuntutan akan pentingnya pengujian di sektor tersebut menjadi semakin mendesak. Hal ini merupakan bagian dari harmonisasi regulasi teknis yang diberlakukan di masing-masing negara ASEAN.
Usaha berorientasi ekspor menjadi peluang yang cukup menguntungkan. Mungkin tak sedikit pengusaha, terutama golongan kecil ataupun menengah, juga ingin melayani pasar luar negeri dengan produk barangnya tetapi terbentur pada minimnya kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan akan seluk beluk ekspor. Karena itu cita-cita melakukan ekspor menjadi terhambat.
Akibat tak paham seluk-beluk administrasi ekspor, seorang pengusaha yang mencoba melakukan ekspor perdana produk bola sepaknya mengalami kerugian. Padahal jika tahu bahwa soal ekspor-mengekspor ada "sekolah"-nya, kerugian mungkin tak terjadi. Ilmu ekspor-mengekspor itu setidaknya bisa digali lewat Pendidikan dan Pelatihan Ekspor-Impor yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan.
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) adalah salah satu Institusi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang dapat mengambil peluang investasi pengelolaan keuangan dengan membuka atau menyelenggarakan pelatihan/kursus yang berkaitan dengan ekspor-impor tersebut.
Tujuan dari prinsip-prinsip pengelolaan keuangan adalah menyediakan pemahaman tentang cara perusahaan/lembaga bisnis memperoleh dan mengalokasikan dana yang dimilikinya dikenal dengan keputusan pembelanjaan, menyediakan pemahaman tentang menguji kelayakan suatu investasi yang disebut dengan keputusan investasi dan kebijakan tentang pemberian deviden kepada pemegang saham atau yang disebut dengan keputusan deviden. Dari ketiga keputusan tersebut merupakan hal yang harus diputuskan oleh pengelola keuangan di dalam menjalankan bisnisnya.
Kombisasi dari ketiga keputusan tersebut, keputusan investasi sebagai keputusan yang paling penting bagi pengelolaan keuangan. Semua bagian dari perusahaan yaitu produksi, pemasaran dan lain-lain, juga sangat terpengaruh oleh keputusan investasi ini. Dengan demikian semua eksekutif terlepas dari tanggung jawab utamanya, harus mengetahui bagaimana keputusan investasi dilakukan.
Pendidikan atau pelatihan yang akan diselenggarakan ini lebih bersifat penyiapan sumber daya manusia di bidang ekspor. Namun, peserta pendidikan dan pelatihan itu tidak otomatis sukses dalam melakukan ekspor. Berhasil tidaknya peserta atau perusahaan tempat peserta bekerja masih tergantung banyak hal. Yang pasti, mereka setidaknya telah mendapat bekal tambahan pengetahuan dan keterampilan di bidang ekspor.
Berdasarkan konsep pengembangan usaha yang dilakukan oleh Ubhara Jaya, kampus II yang berada di Bekasi merupakan tempat yang tepat untuk diselenggarakannya pendidikan dan pelatihan tersebut. Melihat peta perkembangan kota Bekasi, tidak dapat disangkal, letak wilayah Bekasi sangat strategis sebagai wilayah penyangga ibu kota negara Jakarta. Kenyataannya, Jakarta sebagai pusat Pemerintahan, Pusat Bisnis, Pusat Pendidikan tidak dapat menampung seluruh kegiatan masyarakat. Sebagian besar masyarakat yang bekerja di Jakarta tidak lagi mendapat hunian yang layak dalam wilayah kota Jakarta. Sebagian masyarakat yang bekerja di Jakarta, telah memilih bertempat tinggal di Wilayah Bekasi. Hal ini ditandai dengan maraknya pembangunan perumahan, baik rumah-rumah sederhana maupun rumah-rumah mewah telah tersebar di wilayah Bekasi. Ini berarti tingkat kepadatan penduduk Bekasi semakin meningkat, jumlah penduduk bertambah dengan cepat.
Di Wilayah kabupaten Bekasi yang merupakan kota Industri sangat mendukung sebagai peluang yang memudahkan pembangunan penerapan ilmu dan teknologi yang dikembangkan oleh Ubhara Jaya terutama yang berkaitan dengan ekspor dan impor.
Calon pengusaha, pengusaha kecil atau menengah, karyawan perusahaan produsen komoditas ekspor, atau siapa pun, bisa menimba ilmu dan keterampilan bidang ekspor yang lebih detail dan applicable.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam tesis ini penulis akan membahas masalah studi kelayakan penyelenggaraan pelatihan/kursus Expor-Impor di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Ubhara Jaya, dalam mengantisipasi adanya peluang akan penguasaan ilmu ekspor dan impor, sebagai rumusan masalah akan diuraikan mengenai :
“Apakah usulan investasi proyek penyelenggaraan pelatihan/kursus ekspor-impor tersebut dapat diterima dan direalisasikan berdasarkan aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik/produksi, aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, aspek keuangan dan aspek yuridis?”
1.3 Tujuan Penelitian
1. Dari sisi lembaga organisasi, untuk melihat factor-faktor apa saja yang diuntungkan atau dirugikan dengan adanya pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam penyelenggaraan pelatihan/kursus ekspor-impor.
2. Dari sisi investasi, untuk memberikan bahan kajian analisis studi kelayakan proyek, agar menjadi jelas apakah proyek tersebut dapat dilaksanakan atau tidak.
1.4 Manfaat Penelitian
a Bagi Ilmu Pengetahuan:
Memberikan kontribusi terhadap pengembangan khasanah ilmu pengetahuan, artinya dapat menambah referensi bagi peneliti lain, yang ingin menganalisa tentang kelayakan proyek.
b Bagi Pihak Ubhara Jaya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan/informasi yang berguna bagi pihak Ubhara Jaya dan penyandang dana (Yayasan) dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
No comments:
Post a Comment