12/3/09

PEMASARAN

Banyak kalangan yang berpemahaman bahwa pemasaran (marketing) tidak ada bedanya dengan penjualan (selling). Untuk mengetahui bahwa antara keduanya berbeda, kita perlu untuk terlebih dahulu melihat definisi atau batasan dari pemasaran dan manajemen pemasaran.
Secara sederhana, pemasaran didefinisikan sebagai seperangkat kegiatan yang hasilnya adalah: (i) membuat tersedianya produk (barang atau jasa) yang dapat memuaskan konsumen dan (ii) memberikan keuntungan kepada perusahaan yang menawarkan produk tersebut (Joscon Network, 2002). Definisi yang lebih, katakanlah, formal tentang pemasaran dikemukakan Kotler, pakar manajemen pemasaran tersohor, yaitu bahwa:
“… pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana baik individu maupun kelompok yang terlibat dalam proses tersebut memperoleh apa (produk atau jasa) yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk atau jasa yang bernilai dengan pihak lain” .

Sementara manajemen pemasaran didefinisikan oleh American Marketing Association (AMA) sebagai:
“…manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan baik individu maupun organisasi” .

Apa pun definisinya, kegiatan pemasaran bermuara pada dua kondisi yang menguntungkan baik bagi pihak perusahaan (produsen) maupun pelanggan, yakni:
(i) pelanggan dapat memperoleh produk (barang atau jasa) yang mereka butuhkan; dan (ii) produsen memperoleh keuntungan yang diperoleh secara sehat yang memungkinkan produsen untuk bisa mempertahakan keberlangsungan usahanya dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan di masa datang. (Joscon Networks, 2002). Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa fokus utama suatu program pemasaran yang sukses adalah pelanggan, yaitu mengetahui secara persis apa yang pelanggan butuhkan. Tentu saja pemasaran yang berorientasi pada pelanggan ini (costumer-oriented marketing) harus dibarengi dengan tujuan perusahaan untuk mempertahankan volume penjualan yang menguntungkan dalam rangka mempertahankan bisnisnya.
Berdasarkan kedua definisi di atas, dapat secara ringkas kita katakan bahwa proses pemasaran dimulai dengan mengetahui secara pasti produk (barang atau jasa) apa yang dibutuhkan pelanggan atau yang ingin dibeli pelanggan. Langkah selanjutnya adalah menentukan harga agar calon pelanggan mengetahui berapa biaya yang harus mereka keluarkan untuk memperoleh produk kita dan akhirnya membuat agar produk kita mudah dijangkau oleh calon pelanggan. Secara lebih rinci, Joscon Network (2002), menyebutkan bahwa pemasaran melibatkan kegiatan-kegiatan berikut:
a. Mencari tahu produk atau jasa apa yang diinginkan pelanggan;
b. Memproduksi produk atau jasa yang memiliki karakteristik dan kualitas yang sesuai dengan yang diinginkan pelanggan;
c. Menentukan harga produk atau jasa secara tepat;
d. Mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan (mengemukakan secara verbal mengapa pelanggan perlu membeli produk atau jasa tersebut); dan
e. Menjual dan mengantarkan produk atau jasa ke tangan pelanggan.
Dari rincian kegiatan di atas, jelas bahwa penjualan (selling) merupakan bagian dari kegiatan pemasaran. Antara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Lebih jauh dari itu, ternyata pemasaran melibatkan pelbagai kegiatan yang terintegrasi dari mulai penelusuran keinginan (calon) pelanggan hingga pengantaran produk ke tangan pelanggan.

No comments:

Post a Comment

PENERAPAN ILMU FORENSIK DALAM HUKUM PIDANA

Terbentuknya keyakinan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana didasarkan pada hasil pemeriksaan alat-alat bukti yang dikemukakan pada pros...