11/13/09

PENGUKURAN KEPUASAN KERJA

Pada dasarnya makin positif sikap kerja makin besar pula kepuasan kerja, untuk itu berbagai indikator dari kepuasan kerja perlu memperoleh perhatian khusus agar pekerja dapat meningkatkan kinerjanya. Pada umumnya seseorang merasa puas dengan pekerjaanya karena berhasil dan memperoleh penilaiaan yang adil dari pimpinannya.
Pengkuran kepuasan kerja modifikasi dari kuesioner yang dikembangkan oleh Weiss, Dawis, England, dan Lofquist, dalam “manual for Minnesota satisfaction questionare” dalam Kreitner dan Kinicki (2005), dengan dimensi-dimensi pengukuran sebagai berikut :

a. Pemenuhan kebutuhan
Dimensi ini melukiskan bahwa kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat mempengaruhi kepuasan.
b. Ketidakcocokan
Dimensi ini menjelaskan bahwa kepuasan adalah hasil dari harapan yang tepenuhi. Harapan yang terpenuhi mewakili perbedaan antara apa yang diharapkan oleh seorang individu dari sebuah pekerjaa,, seperti upah dan kesempatan promosi yang baik dan apa yang pada kenyataannya diterima.
c. Pencapaian Nilai
Gagasan yang melandasi pencapaian nilai adalah bahwa kepuasan berasal dari persepsi bahwa suatu pekerjaan memungkinkan untuk pemenuhan nilai-nilai kerja yang penting dari individu.
d. Persamaan
Dalam model ini, kepuasan adalah suatu fungsi dari bagaimana seseorang individu diperlakukan secara adil di tempat kerja. Seorang karaywan merasakan keadilan terhadap upah dan promosi secara signifikan berkorelasi dengan kepuasan kerja.

No comments:

Post a Comment

PENERAPAN ILMU FORENSIK DALAM HUKUM PIDANA

Terbentuknya keyakinan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana didasarkan pada hasil pemeriksaan alat-alat bukti yang dikemukakan pada pros...