11/4/09

ANALISA KINERJA PELAYANAN KARYAWAN

Latar Belakang Masalah
Peningkatan yang berkesinambungan dalam pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat menyebabkan semakin kritisnya konsumen pada saat melakukan kegiatan pembelian maupun penggunaan produk atau jasa. Disisi lain sebagai akibat diberlakukannya pasar terbuka maka jumlah produsen senakin banyak sehingga persaingan antar instansi semakin ketat. Kondisi lingkungan yang seperti ini, tentunya akan membuat setiap organisasi bisnis untuk mengembagkan dan menerapkan strategi yang adaptif dan inovatif secara berkesinambungan agar sisi kompetitifnya bisa dipertahankan.

Sejalan dengan pesatnya perkembangan dibidang teknologi informasi yang telah membawa dampak kepada kehidupan sosial, budaya dan khususnya ekonomi, maka lingkungan bisnis juga diwarnai dengan segala perubahannya. Hal ini bisa menyebabkan posisi kompetitf sebuah instansi perusahaan bersifat dinamis. Oleh karena itu, agar tetap bertahan, tumbuh dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang kompetitif dan cepat berubah ini, maka perusahaan harus dapat mengembangkan strategi yang tepat.
Lingkungan bisnis yang sudah disebutkan diatas menggambarkan lingkungan usaha yang dihadapi oleh Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Sebagai salah satu anak perusahaan dari Yayasan Brata Bhakti Polri yang bergerak di bidang jasa pendidikan, maka strategi usaha yang adaptif dan inovatif harus selalu dikembangkan dan diterapkan agar perusahaan tetap tumbuh dan berkembang.
Sejak pendiriannya pada tahun 1996, Kampus Universitas Bhayangkara Jakarta Raya dibina oleh Yayasan Brata Bhakti Polri yang langsung diketuai oleh Kapolri, saat ini telah memiliki dua kampus utama yang beralamatkan di Jalan Darmawangsa I No. 1 Kebayoran Baru dan Jalan Perjuangan, Bekasi Utara. Mempunyai visi sebagai Perguruan Tinggi yang efesien, efektif, berteknologi dan kompetitif yang mampu menjadi wahana penyiapan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang siap terap, mampu bersaing dan berperilaku baik (tertib, sadar dan taat hukum) juga merupakan wahana bantuan ilmiah kepada Dinas Polri dan wahana bantuan peningkatan kesejahteraan anggota Polri dibidang Pendidikan serta menjadi alternatif terbaik dibidang pendidikan tinggi bagi masyarakat. Disamping juga mempunyai misi yang bertujuan mengelola universitas yang menghasilkan outcome berkualitas sesuai core business UBHARA JAYA yang sekaligus dapat mendukung dinas Polri dan meningkatkan kecerdasan masyarakat, melakukan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi serta mampu mendukung pelaksanaan dinas Polri dan mampu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, serta melakukan pengabdian masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memberikan dukungan kepada pelaksanaan tugas Polri. Sehubungan dengan visi dan misinya Universitas Bhayangkara Jakarta Raya telah menerapkan berbagai strategi antara lain seperti mengembangkan aset-aset tidak konkrit: sumber daya, teamwork, sistem manajemen, jaringan bisnis, budaya perusahaan, dan bran. Dan juga aset-aset konkrit: komputerisasi, teknologi operasi. Pengembangan aset tersebut memerlukan usaha yang terencana, sistematik dan terpadu serta membutuhkan waktu yang cukup panjang. Akan tetapi, keberhasilan dalam pengembangan tersebut akan berdampak positif yang cukup signifikan bagi pertumbuhan kekayaan instansi. Penerapan strategi tersebut akan sulit dilaksanakan tanpa dukungan dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Intitusi ini tidak mungkin dapat encapai hasil yang optimal tanpa disertai dukungan kerja yang maksimal dari karyawan. Segala startegi yang telah tersusun dalam rangka mencapai target yang diinginkan kemungkinan akan menjadi percuma.
Apabila kinerja karyawan yang optimal mempunyai peran yang vital, maka kinerja karyawan perlu ditempatkan sebagai kriteria, dan hal tersebut membutuhkan penelitian untuk mendapatkan hubungannya denagn faktor-faktor yang menjadi predikatornya. Banyak variabel yang bisa memiliki hubungan dengan kinerja karyawan, baik yang bersifat individual maupun situasional. Variabel yang bersifat individual yaitu mencakup kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosi (EQ), adversity quotient (AQ), kecerdasan spritual (SQ), pengetahuan, keterampilan dan lain sebagainya. Sedangkan untuk variabel situasional mencakup: kepemimpinan, sistem remunerasi, iklim kerja, budaya organisasi dan lain-lain. Delery dan Harold (1996) merumuskan tiga model berupa pendekatan universalistik, kontingensi dan konfigurasional dengan menggunakan tujuh praktek SDM utama seeprti: kesempatan karir internal, sistem pelatihan formal, pengukuran penilaian/appraisal measure, pembagian profit, keamanan karyawan, mekanisme komunikasi dan definisi pekerjaan untuk mengidentifikasi praktek SDM strategik yang efektif guna meningkatkan kinerja karyawan.
Komunikasi efektif merupakan salah satu faktor yang mendukung peningkatan kinerja pegawai. Komunikasi efektif dan tingkat kinerja pegawai dapat dikatakan berhubungan secara positif dengan kinerja pegawai. Memperbaiki komunikasi berarti memperbaiki kinerja karyawan. Hal ini didasari oleh sebuah logika bahwa semua pekerjaan didalam sebuah instansi pada kenyataan saling berhubungan. Buruknya kinerja sebuah divisi akan berpengaruh negatif pada divisi lainnya serta terhadap perusahaan itu sendiri, sedangkan komunikasi yang baik dapat meningkatkan keharmonisan kerja dalam perkantoran. Sebaliknya apabila komunikasi tidak efektif, maka koordinasi jelas akan terganggu. Akibatnya adalah disharmonisasi yang akan mengganggu proses pencapaian target dan tujuan organisasi. Sedang menurut Mangkunegara (2000), pengembangan karir, kompensasi dan komunikasi pegawai merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang perlu diperhatikan oleh perusahaan baik yang berorientasi profit maupun non profit. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis hanya akan membahas tentang kecerdasan emosional dan komunikasi efektif yang berdampak pada kinerja pelayanan karyawan di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.

No comments:

Post a Comment

PENERAPAN ILMU FORENSIK DALAM HUKUM PIDANA

Terbentuknya keyakinan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana didasarkan pada hasil pemeriksaan alat-alat bukti yang dikemukakan pada pros...