1/17/10
PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA PERISTIWA BALI
Enambelas hari yang lalu, perekonomian Indonesia menunjukkan tanda-tanda yang cukup jelas menuju pemulihan ekonomi jangka panjang. Peristiwa Bali 12 Oktober lalu, telah mengubah kondisi tersebut. Dampak secara keseluruhan dari peristiwa ini terhadap perekonomian kita belum dapat ditentukan sekarang. Tetapi perkiraan awal mengenai pengaruh peristiwa tersebut terhadap perekonomian nasional sudah dapat kita antisipasi. Kita tidak perlu mendramatisir dampak tersebut, tetapi juga tidak boleh menganggap ringan. Sebagian dari dampak itu kita harapkan akan segera berlalu, tetapi sebagian lain khususnya yang menyangkut kepercayaan internasional, akan memakan waktu dan tenaga untuk memulihkannya.
Dampak akhir juga akan sangat ditentukan oleh respons Pemerintah, respons masyarakat Indonesia dan respons internasional.
DAMPAK EKONOMI
Dampak ekonomi terbesar secara langsung dialami Bali. Kegiatan pariwisata yang merupakan tulang punggung (sekitar 35%) perekonomian Bali mengalami guncangan. Pembatalan pesanan hotel oleh para wisatawan, kosongnya restoran dan toko sejak peristiwa pemboman, serta turunnya penghasilan pemilik perusahaan kecil yang usahanya bersandar pada sektor pariwisata telah terjadi secara dramatis. Masalah pokok yang dihadapi Bali dalam jangka pendek ini adalah penghasilan masyarakat yang menurun dan lapangan kerja yang menciut.
Peristiwa Bali juga merupakan pukulan bagi sektor pariwisata di Indonesia yang menyumbang devisa lebih dari $ 5 milyar setiap tahun terhadap neraca pembayaran nasional. Tahun lalu lebih dari 5 juta turis asing mengunjungi Indonesia. Dalam jangka pendek diperkirakan kunjungan wisatawan asing akan berkurang, baik yang bertujuan ke Bali maupun tujuan wisata lain di Indonesia. Berapa besar penerimaan devisa yang hilang untuk tahun 2002 dan 2003 tergantung pada berapa banyak wisatawan yang tidak jadi datang ke Indonesia. Dari pengalaman lalu, baik yang terjadi di Indonesia maupun negara lain, perbaikan di bidang pariwisata terjadi sejalan dengan pulihnya kepercayaan dan keamanan. Ini menggarisbawahi pentingnya pengembalian rasa aman secepat mungkin.
Penurunan jumlah wisatawan mempengaruhi banyak kegiatan ekonomi lain. Survei BPS mengenai wisatawan mancanegara menunjukkan bahwa sektor yang dipengaruhi itu termasuk : akomodasi (perhotelan), angkutan udara, angkutan darat, makanan & minuman (restoran), hiburan, tour & sightseeing, souvenir (kerajinan), kesehatan dan kecantikan dan pelayanan (guide). Melalui sektor ini Bali terkait dengan daerah-daerah lain. Dampak peristiwa Bali tidak hanya terbatas di Bali.
Dampak yang sangat penting tetapi sulit dikuantifikasikan adalah terhadap kepercayaan pelaku-pelaku ekonomi di dalam dan diluar negeri. Dampak dari kepercayaan para pelaku ini sangat luas karena menentukan sikap dan perilaku mereka di berbagai sektor. Perubahan tingkat kepercayaan akan mempengaruhi pengeluaran konsumsi, investasi, ekspor dan impor, kesemuanya adalah sumber-sumber utama pertumbuhan ekonomi. Setelah peristiwa Bali Country Risk Indonesia sangat meningkat seperti yang dicerminkan oleh risiko dan biaya transaksi dengan Indonesia (premi asuransi, biaya bunga pinjaman, dsb) yang makin mahal, para investor yang ragu-ragu dan para pembeli luar negeri yang bimbang membuka order. Normalisasi keadaan ini akan memakan waktu. Kepercayaan akan kembali, secara bertahap, apabila kita dapat menunjukkan langkah-langkah dan hasil-hasil kongkrit di bidang keamanan, reformasi hukum, fiskal dan moneter dan langkah-langkah lain yang memperbaiki iklim usaha.
LANGKAH-LANGKAH YANG DIAMBIL
Di bidang keamanan Pemerintah saat ini secara nyata menunjukkan komitmennya untuk menanggulangi terorisme, yaitu dengan dikeluarkannya Perpu Anti Terorisme. Aparat keamanan bekerja keras untuk mengungkap secara tuntas kasus ini dengan dukungan dari negara-negara sahabat. Disamping itu, seluruh aparat keamanan kita menyatukan kemampuannya untuk langkah-langkah preventif. Langkah-langkah ini semua dimaksudkan untuk mengembalikan suasana normal dan rasa aman di Bali dan tempat-tempat lain di Indonesia.
Pengkajian dampak peristiwa Bali mengindikasikan bahwa stimulus tambahan bagi perekonomian diperlukan. Di bidang fiskal, stimulus tambahan ini diupayakan dalam koridor konsolidasi fiskal dalam jangka menengah. Langkah-langkah yang diambil antara lain :
o Besaran asumsi dasar RAPBN 2003 berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan besaran-besaran moneter dikaji kembali dan disesuaikan dengan kondisi mutakhir.
o Defisit anggaran akan disesuaikan untuk menciptakan stimulus tambahan dengan tetap mengendalikannya dalam batas yang aman bagi konsolidasi fiskal.
o Anggaran pembangunan diupayakan untuk meningkat secara berarti.
o Alokasi anggaran pembangunan diarahkan untuk penciptaan lapangan kerja dan penyediaan pelayanan dasar bagi masyarakat di daerah-daerah, termasuk daerah-daerah yang menanggung dampak peristiwa Bali.
o Penyediaan anggaran kontingensi untuk hal-hal yang berkaitan dengan penanganan situasi darurat dan pemeliharaan keamanan.
· Untuk mendorong produksi dalam negeri, pemberantasan penyelundupan akan ditingkatkan, termasuk upaya untuk meningkatkan efektivitas pemeriksaan oleh pabean dan upaya untuk mengurangi insentif bagi penyelundupan sebagai akibat dari bea masuk dan pajak terkait yang terlalu tinggi, seperti yang terjadi pada sejumlah produk listrik dan elektronika.
· Beberapa prosedur kepabeanan untuk kawasan berikat akan dikaji ulang untuk memperlancar arus barang dan untuk lebih memberikan kemudahan kepada industri dalam negeri dalam rangka meningkatkan efisiensi dan mengembangkan produksai.
· Mempercepat dan mengarahkan pelaksanaan bantuan dan pinjaman luar negeri yang ada agar dapat dimanfaatkan lebih efektif untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang menciptakan lapangan kerja di daerah-daerah, termasuk yang terkena dampak peristiwa Bali.
· Forum-forum dialog dan para investor dan pelaku dunia usaha makin diaktifkan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi mereka. Pemerintah menghimbau agar dalam situasi sulit yang dihadapi bangsa ini, modal domestik yang masih berada di luar negeri segera kembali dan mendukung perekonomian nasional.
· Pemerintah berketetapan untuk menjalankan program divestasi dan privatisasi sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Pelaksanaan program ini justru menjadi semakin penting dalam memulihkan kepercayaan investor yang telah terpengaruh oleh peristiwa Bali.
· Langkah diplomasi ditingkatkan untuk menghilangkan larangan bepergian yang dikenakan oleh sejumlah negara terhadap warganegaranya ke Indonesia.
· Upaya-upaya ditingkatkan untuk mendorong arus wisatawan nusantara
Saat ini Pemerintah masih terus melakukan evaluasi dampak peristiwa Bali dan mulai melaksanakan langkah-langkah tersebut. Pemerintah bersama DPR akan membahas dampak peristiwa Bali terhadap RAPBN 2003.
Indikator-indikator mutakhir menunjukkan bahwa prospek ekonomi dunia dalam 2003 agak suram. Namun Pemerintah tetap siaga untuk merespon perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan ekonomi internasional. Dengan kerja keras dan kesatuan langkah, kita yakin, dalam bulan-bulan mendatang, Bali dan ekonomi nasional kita akan bangkit kembali.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
PENERAPAN ILMU FORENSIK DALAM HUKUM PIDANA
Terbentuknya keyakinan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana didasarkan pada hasil pemeriksaan alat-alat bukti yang dikemukakan pada pros...
No comments:
Post a Comment