Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, dalam tulisan ini penulis
akan mencoba memberikan deskripsi kebijakan moneter Islam (Perspektif
Hizbut Tahrir) dalam mengendalikan inflasi.
Setidaknya ada tujuh kebijakan moneter Islam yang menurut penulis
dapat mengendalikan inflasi baik secara langsung maupun tidak langsung,
yaitu: Dinar dan dirham sebagai mata uang, hukum jual beli mata uang asing,
hukum pertukaran mata uang, hukum bunga, hukum pasar modal, hukum
perbankan, hukum pertukaran internasional, dan otoritas kebijakan moneter.
Di bawah ini penulis akan menjelaskan (secara singkat) empat dari
tujuh kebijakan moneter di atas dalam kaitannya mengendalikan inflasi.
Dinar dan Dirham
Di atas penulis sudah menjelaskan bagaimana eksistensi dari fiat
money yang secara pasti menyebabkan terjadinya inflasi. Lebih dari itu, ia
merupakan faktor utama terjadinya inflasi dalam sitem Kapitalisme.
Berbeda halnya dalam sistem ekonomi Islam, inflasi yang disebabkan
kelemahan dari mata uang relatif cukup kecil kemungkinan terjadinya (kalau
tidak bisa dikatakan tidak akan terjadi).
Mengapa demikian? Untuk mengetahui mengapa penggunaan dinar
dan dirham dapat mengendalikan inflasi terlebih dahulu harus diketahui
kelemahan dari fiat money. Setelah itu dikomparasikan dengan karakteristik
mata uang dinar dan dirham.
Telah diketahui bahwa, Fiat money memiliki kelemahan yang teramat
fatal. Sebaliknya, dinar dan dirham tidaklah memiliki kelemahan sebagaimana yang ditemukan dalam fiat money. Faktor fundamental dari kekuatan dinar dan dirham adalah setaranya antara nilai nominal dengan nilai intrinsik yang terdapat pada mata uang tersebut.
Eksistensi nilai intrinsik ini akan secara otomatis menjaga nilai tukarnya terhadap mata uang lain. Sehingga inflasi yang disebabkan lemahnya nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang asing yang berdampak kepada naiknya komoditas impor, output gap,59 dan ekspektasi
inflasi dapat dikatakan tidak akan terjadi.
No comments:
Post a Comment