Salah satu hal yang begitu dominan dalam hal salah kaprah mengenai design minimalist ini adalah masalah cost/biaya. Design minimalist sama sekali tidak ada hubungan dengan besarnya cost/bisaya pembangunannya. Penerapan design minimalist tidak serta merta menjadikan bisaya pembangunan menjadi lebih rendah, walaupun dengan pemilihan bahan yang tepat hal ini bisa dicapai. Justru sebaliknya, arsitektur atau rumah minimalist cenderung lebih mahal karena membutuhkan penanganan-penanganan desain yang tidak standard, baik dari material maupun teknik implementasinya.
Perlu diketahui bahwa dibalik desaign minimalist ini terdapat sebuat resiko yang akan ditanggung oleh pemilik rumah apabila mereka memilih gaya bangunan hanya dengan mempertimbangkan aspek estetis. Aspek gaya bangunan adalah sesuatu hal yang paling cepat usang jika dibandingkan dengan bagian bangunan yang lainnya. Ketika tembok-tembok masih kokoh berdiri, gaya bangunan bisa jadi sudah tidak sesuai lagi dengan jamannya saat itu. Rumah-rumah seperti ini akan cepat kelihatan kuno dan ketinggalan jaman.
Akankah rumah-rumah minimalis kita sekarang mengalami hal yang sama pada suatu saat nanti? Rumah-rumah ini akan terlihat usang dan kumuh karena gagal dalam mengantisipasi pengaruh iklim. Tanpa perawatan yang memadai, bagian-bagian sederhana dalam bangunan minimalis dengan warna yang indah pada saat dibangun bisa jadi berubah menjadi coret-moret lukisan alam akibat terpaan hujan dan panas yang berganti sesuai musim. Bercak-bercak jamur dan lumut yang sering tidak ditampilkan oleh arsitek kala menggambar model 3D rumah, nanti akan muncul merusak minimalisme gaya yang diusung.(dirilis dari tulisan JABRO) di amzabro.com
________________________________________
ARSITEKTUR ALAM
Artikel ini kami sunting dari artikel Yusril Ihza Mahendra
No comments:
Post a Comment