8/11/09

Pengaruh Prosedur Review dan Kontrol kualitas dan Time pressure Terhadap Perilaku Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Pada Divisi Internal Audit

BAB I

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah

Audit merupakan bagian dari assurance services yaitu suatu jasa untuk memperoleh dan

mendapatkan keyakinan, sebagai contoh audit laporan keuangan dilakukan untuk memperoleh keyakinan apakah laporan keuangan tersebut telah dibuat sesuai dengan GAAS (General Accepted Accounting Standard) atau PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) untuk di Indonesia.

AICPA (American Institute Committee of Public Accountant) menjelaskan bahwa Jasa assurance adalah suatu jasa professional independen untuk meningkatkan kualitas informasi dan konteks yang dikandungnya untuk para pengambil keputusan. Sebagai contohnya adalah jasa penilaian resiko dan jasa pengukuran kinerja. Dengan adanya jasa assurance diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kevaliditasan informasi yang diperoleh sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan.

Audit merupakan suatu bagian dari jasa assurance sehingga informasi yang berkualitas dan valid dapat diperoleh untuk pengambil keputusan yang dilakukan oleh pihak independen yang melakukan audit (Auditor).

Meskipun dalam teori dinyatakan secara jelas bahwa proses audit yang baik adalah audit yang mampu meningkatkan kualitas informasi sekaligus dengan konteks yang terkandung didalamnya, namun dalam prakteknya terdapat perbedaan. Hal ini dikarenakan sering terjadinya perilaku pengurangan kualitas audit (Reduced Audit Quality Behaviors), Alderman dan Deitrick (1982) pun menyatakan bahwa Fenomena ini semakin banyak terjadi di dalam suatu proses audit.

Pengurangan kualitas audit ini dijelaskan oleh Coram, et al. (2004) sebagai suatu perilaku pengurangan mutu yang dilakukan dengan sengaja oleh auditor dalam suatu proses audit. Sedangkan menurut Malone dan Roberts (1996) perilaku pengurangan kualitas audit ini adalah tindakan yang dilakukan oleh auditor selama melakukan audit yang dapat menurunkan keefektifan dan ketepatan dalam melakukan pengumpulan bukti audit. Contoh dari pengurangan kualitas audit ini adalah seperti mengurangi jumlah sampel dalam audit, melakukan review yang kurang mendalam terhadap dokumen-dokumen dari klien, dan lain sebagainya. Tindakan ini sangatlah tidak dapat untuk ditolerir, bahkan hukumannya bisa berupa suatu pemecatan. Hal tersebut dikarenakan auditor tidak melakukan prosedur audit yang disyaratkan dengan lengkap dan melakukan penghentian prosedur secara sengaja, tetapi si Auditor masih berani untuk memberikan untuk memberikan tanggapan dan menarik kesimpulan tanpa adanya peninjauan mendalam yang sesuai dalam prosedur Audit yang ada. Informasi yang telah dikumpulkan oleh Auditor ketika melakukan penghentian Prematur atas Prosedur Audit menjadi tidak valid dan akurat, hal ini dikarenakan kemungkinan Auditor untuk melakukan kesalahan menjadi lebih besar.

Perilaku untuk menghentikan prosedur audit secara prematur kemungkinan banyak dilakukan dalam kondisi Time Pressure, yaitu suatu kondisi dimana Auditor mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Penghentian Prematur atas Prosedur Audit juga dimungkinkan terjadi karena adanya factor karakteristik dari si Auditor itu sendiri (factor internal). Sebagai contoh, pemikiran seorang Auditor yang ber-gender wanita kemungkinan besar berbeda dengan Auditor yang ber-gender Pria. Sisi personalitas antara pria dan wanita berbeda satu sama lain, sebagai contoh, wanita memiliki kecendrungan untuk lebih konsentrasi akan detail dan ketakutan untuk melakukan kesalahan lebih besar daripada pria. Hal ini juga diungkapkan oleh Jensen dan Glinow (1996) yang menjelaskan bahwa tingkah laku suatu individu itu tergantung dari sisi personalitas individu tersebut.

Jika dilihat berdasar sumbernya, alasan untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit dibagi 2, yaitu factor internal dan factor eksternal (situasional). Faktor internal yaitu factor yang berasal dari individu si Auditor itu sendiri, seperti factor gender misalnya. Faktor eksternal adalah factor yang berasal dari lingkungan dan situasi dari kerja Auditor, seperti Time Pressure dan Prosedur review dan kontrol kualitas.

Penelitian ini bereferensi dari peneliti terdahulu, yaitu Suryanita Weningtyas, Doddy Setiawan dan Hanung Triatmoko (2006) yang meneliti tentang pengaruh prioritas prosedur audit yang dihentikan serta menguji apakah Time Pressure, materialitas, resiko audit dan prosedur review dan control kualitas mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk menghentikan prosedur audit secara premature.

Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tempat penelitian ini bertempat di PT Grafindo Media Pratama (PT GMP) dan sampel yang diambil adalah para auditor yang bekerja sebagai auditor internal di divisi Internal Audit (IA) di PT GMP. Dan akhirnya berdasar latar belakang di atas, dipilihlah “Pengaruh Prosedur Review dan Kontrol kualitas dan Time pressure Terhadap Perilaku Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Pada Divisi Internal Audit PT GMP” sebagai judul dari penelitian ini.


1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Prosedur audit apakah yang paling sering dihentikan secara premature?

2. Solusi apakah yang paling tepat untuk mencegah terjadinya perilaku penghentian premature atas prosedur audit?

3. Apakah factor Time Pressure dan Prosedur Review dan Kontrol kualitas mempengaruhi terjadinya penghentian premature atas prosedur audit?



1.3 Tujuan Riset

Pada dasarnya penelitian adalah suatu kegiatan pengumpulan, pemilihan, dan penilaian terhadap data yang dilakukan dengan metode ilmiah sehingga hasilnya nanti diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pembuatan suatu kesimpulan dalam rangka pembuktian masalah. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui prosedur apakah yang paling sering dihentikan secara premature

2. Untuk mengetahui bagaimanakah solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya perilaku penghentian premature atas prosedur audit

3. Untuk mengetahui apakah factor Time Pressure dan Prosedur Review dan Kontrol kualitas mempengaruhi terjadinya penghentian premature atas prosedur audit

1.4 Pembatasan Masalah

Dalam Penelitian ini, hanya terbatas pada Serangkaian prosedur audit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah beberapa prosedur yang ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) seperti informasi asersi manajemen, vouching, prosedur analitis, konfirmasi, sampling audit, penghitungan fisik, dan tracing.

Objek penelitian dan sampel dibatasi hanya pada auditor internal yang bekerja pada PT GMP.




1 comment:

  1. artikel ini membantu sekali untuk mendukung referensi skripsi saya,
    jgn lp kunjungi web saya, makasi :)

    ReplyDelete

PENERAPAN ILMU FORENSIK DALAM HUKUM PIDANA

Terbentuknya keyakinan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana didasarkan pada hasil pemeriksaan alat-alat bukti yang dikemukakan pada pros...