8/5/09

Ekosistem

Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh A. G. Tansley seorang ekolog Inggris pada tahun 1935. Menurut Odum ekosistem merupakan satuan yang mencakup semua organisme dalam suatu daerah yang saling mempengaruhi dengan lingkungan fisiknya sehingga arus energi mengarah ke struktur makanan, keanekaragaman biotik dan daur-daur bahan yang jelas dalam sistem.[1]

Sebuah ekosistem dibentuk oleh dua lingkungan yaitu biotik (lingkungan hidup) dan abiotik (lingkungan tak hidup). Tiga kata kunci yang perlu mendapat perhatian dari definisi ekosistem di atas, yaitu makhluk hidup, lingkungan dan hubungan timbal balik. Makhluk hidup yang membentuk ekosistem secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: produsen, konsumen dan pengurai. Sementara itu komponen lingkungan terdiri dari senyawa organik dan anorganik. Hubungan timbal balik terjadi antara makhluk hidup dengan makhuk hidup lain, antara makhluk hidup dengan lingkungan dan antara lingkungan dengan lingkungan.[2]

Sebuah komunitas bersama dengan komponen abiotik dan saling berinteraksi disebut ekosistem. Sebuah ekosistem mengatur energi yang mengalir dan berputar dari unsur esensial untuk memenuhi kehidupannya seperti tanaman, hewan dan ketergantungan organisme lain.[3]

Keseimbangan ekosistem menghasilkan interaksi antar 4 komponen penting: 1) komponen abiotik yang terdiri dari keseluruhan total dari cahaya dan zat makanan, menyediakan tanaman hijau dan organisme autotropik 2) komponen produsen berupa tanaman hijau, menghasilkan sintesis utama dari makanan organik 3) komponen konsumen yang terdiri dari hewan yang memanfaatkan energi yang diproduksi oleh produsen, 4) komponen buangan/sampah, yaitu bakteri dan jamur/fungi lain[4]

Sebuah ekosistem mampu mempertahankan stabilitasnya secara menyeluruh disebabkan oleh tiga mekanisme utama: 1) dikontrol oleh energi yang mengalir melalui lingkungan; 2) dikontrol oleh siklus elemen di dalam sistem; dan 3) dipertahankan oleh keanekaragaman spesies dan jaring-jaring makanan dalam struktur ekologi.[5]

Dalam sebuah ekosistem, energi terjadi apabila terdapat organisme yang memanfaatkan energi yang berasal dari sumbernya. Tumbuhan hijau memanfaatkan energi yang berasal dari matahari melalui peristiwa fotosintesis. Sedangkan pengalihan energi dari sumbernya yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan lainnya melalui peristiwa makan dan dimakan disebut rantai makanan.

Sebuah ekosistem yang mantap turut didukung oleh siklus elemen yang ada dalam sistem tersebut. Seluruh elemen-elemen yang terdapat dalam ekosistem cenderung untuk bersirkulasi dalam bentuk sebuah siklus. Melalui siklus tersebut elemen-elemen yang diperlukan oleh organisme hidup seperti karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen diambil dari lingkungan melalui peristiwa pernapasan dan pemangsaan. Selain itu organisme hidup tersebut juga menyumbang nutrien ke dalam lingkungan melalui sisa metabolisme.

Adanya keanekaragaman hayati turut mendukung terbentuknya ekosistem yang stabil sebab dengan banyaknya jenis organisme berarti kebutuhan energi organisme yang terdapat dalam ekosistem tersebut akan terpenuhi. Keanekaragaman spesies yang tinggi juga menyebabkan pemanfaatan energi menjadi efisien dan semakin sedikit energi yang terbuang.

Suatu ekosistem memenuhi kaidah-kaidah sebagai berikut:

(1) Suatu ekosistem diatur dan dikendalikan secara alamiah; (2) Keadaan optimal ekosistem dicapai dalam keadaan seimbang; (3) terdapat interaksi antara seluruh unsur lingkungan dan saling mempengaruhi; (4) interaksi terjadi antara komponen biotik dan abiotik, sesama komponen biotik dan sesama komponen abiotik; (5) interaksi itu senantiasa terkendali menurut sesuatu dinamika yang stabil; (6) setiap komponen ekosistem memiliki sifat-sifat khusus disamping sifat yang umum dan secara bersama-sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan terhadap ekosistem keseluruhannya; (7) setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengaruhi faktor tempat dan waktu; (8) antara satu dengan lainnya masing-masing ekosistem juga melibatkan diri untuk memilih interaksinya secara tertentu.[6]

No comments:

Post a Comment

PENERAPAN ILMU FORENSIK DALAM HUKUM PIDANA

Terbentuknya keyakinan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana didasarkan pada hasil pemeriksaan alat-alat bukti yang dikemukakan pada pros...