Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebituhan pekerjaan/ jabatan
melalui pendidikan dan latihan.
Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan latihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan, workshoop bagi karyawan dapat meningkatkat pengetahuan lebih lagi di luar perusahaan.
Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan latihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan, workshoop bagi karyawan dapat meningkatkat pengetahuan lebih lagi di luar perusahaan.
Edwin B. Flippo mendefinisikan pengembangan sebagai berikut : “Pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan kita secara menyeluruh”, sedangkan latihan didefinisikan sebagai berikut : “Latihan adalah merupakan suatu usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian seorang karyawan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu”.
Sedangkan Andrew F. Sikula mendefinisikan pengembangan sebagai berikut : “Pengembangan mengacu pada masalah staf dan personel adalah suatu proses pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi dengan mana manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum”. Sedangkan definisi latihan diungkapkan oleh Andrew F. Sikula yaitu “latihan adalah proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu”.
PENELITIAN PENGEMBANGAN (DEVELOPMENT RESEARCH
A. Hakikat Penelitian
Pengembangan
Menurut
Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu
produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori.
Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan
sebagai berikut:
Educational Research and development (R & D) is a process used to
develop and validate educational products. The steps of this process are
usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying research
findings pertinent to the product to be developed, developing the products
based on these findings, field testing it in the setting where it will be used
eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the
filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is
repeated until the field-test data indicate that the product meets its
behaviorally defined objectives.
Penelitian
Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses
ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari
temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan,
mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan
di mana ia akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki
kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program yang
lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji
menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan
.
Seals dan
Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian
sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan
produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan
efektifitas. Sedangkan Plomp (1999) menambahkan kriteria “dapat menunjukkan
nilai tambah” selain ketiga kriteria tersebut.
Van den
Akker dan Plomp (1993) mendeskripsikan penelitian pengembangan berdasarkan dua
tujuan yakni
- Pengembangan prototipe produk
- Perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe produk tersebut
Sedangkan
Richey dan Nelson (1996) membedakan penelitian pengembangan atas dua tipe
sebagai berikut.
- Tipe pertamadifokuskan pada pendesaianan dan evaluasi atas produk atau program tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang proses pengembangan serta mempelajari kondisi yang mendukung bagi implementasi program tersebut.
- Tipe keduadipusatkan pada pengkajian terhadap program pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Tujuan tipe kedua ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang prosedur pendesainan dan evaluasi yang efektif.
Berdasarkan
pendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan
adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan antara
lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem
pengelolaan dalam pembelajaran
B. Karakteristik dan Motif
Penelitian Pengembangan
Menurut
Wayan (2009) ada 4 karateristik penelitian pengembangan antara lain :
- Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
- Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
- Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik.
- Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
Sedangkan
motif penelitian pengembangan seperti dikemukankan Akker (1999) antara lain :
- Motif dasarnya bahwa penelitian kebanyakan dilakukan bersifat tradisional, seperti eksperimen, survey, analisis korelasi yang fokusnya pada analsis deskriptif yang tidak memberikan hasil yang berguna untuk desain dan pengembangan dalam pendidikan.
- Keadaan yang sangat kompleks dari banyknya perubahan kebijakan di dalam dunia pendidikan, sehingga diperlukan pendekatan penelitian yang lebih evolusioner (interaktif dan siklis).
- Penelitian bidang pendidikan secara umum kebanyakan mengarah pada reputasi yang ragu-ragu dikarenakan relevasi ketiadaan bukti.
C. Rumusan Masalah dan Tujuan
Penelitian Pengembangan
Pada
rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian pengembangan biasanya berisi dua
informasi, yaitu (1) masalah yang akan dipecahkan dan (2) spesifikasi
pembelajaran, model, soal, atau perangkat yang akan dihasilkan untuk memecahkan
masalah tersebut. Selama dua aspek ini terkandung dalam sebuah rumusan masalah
penelitian pengembangan, maka rumusan masalah tersebut sudah benar.
Penambahan
beberapa sub-masalah untuk merinci rumusan masalah (utama) bisa saja dilakukan
selama tidak mengurangi kejelasan makna dari rumusan masalah tersebut, misalnya
tetap hanya akan menghasilkan sebuah produk perangkat pembelajaran dalam satu
penelitian pengembangan. Rumusan masalah penelitian pengembangan bisa dirinci
menjadi beberapa sub-masalah apabila perangkat pembelajaran yang akan
dikembangkan bisa dibagi menjadi beberapa bagian.
Menurut
Akker (1999) tujuan penelitian pengembangan dibedakan berdasarkan pengembangan
pada bagian kurikulum, teknologi dan media, pelajaran dan instuksi, dan
pendidikan guru didaktis. Berikut ini penjelasannya :
1.Pada bagian kurikulum
Tujuannya
adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan
suatu produk/program untuk meningkatkan suatu program/produk menjadi berkembang
dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada
situasi ke depan.
2.Pada bagian teknologi dan media
Tujuannya
adalah untuk menigkatkan proses rancangan instruksional, pengembangan, dan
evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau
prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.
3.Pada bagian pelajaran dan instruksi
Tujuannya
adalah untuk pengembangan dalam dalam perancangan lingkungan pembelajaran,
perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan
pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman
fundamental ilmiah.
4.Pada bagian pendidikan guru dan didaktis
Tujuannya
adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para guru dan
atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik bidang
pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian
pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada
penelitian dan pengembangan dimana gagasan teoritis dari perancang memberi
pengembangan produk yang diuji di dalam kelas yang ditentukan, mendorong
secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan menemukan produk, proses
pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional.
D. Proses Penelitian
Pengembangan
Penelitian
Pengembangan biasanya dimulai dengan identifikasi masalah pembelajaran yang
ditemui di kelas oleh guru yang akan melakukan penelitian. Yang dimaksud
masalah pembelajaran.dalam penelitian pengembangan adalah masalah yang terkait
dengan perangkat pembelajaran, seperti silabus, bahan ajar, lembar kerja siswa,
media pembelajaran, tes untuk mengukur hasil belajar, dsb. Perangkat
pembelajaran dianggap menjadi masalah karena belum ada, atau ada tetapi tidak
memenuhi kebutuhan pembelajaran, atau ada tetapi perlu diperbaiki, dsb.
Tentunya tidak semua masalah perangkat pembelajaran akan diselesaikan
sekaligus, satu masalah perangkat pembelajaran saja yang dipilih sebagai
prioritas untuk diselesaikan lebih dulu.
Tahap
berikutnya adalah mengkaji teori tentang pengembangan perangkat pembelajaran
yang relevan dengan yang akan dikembangkan. Setelah menguasai teori terkait
dengan pengembangan perangkat pembelajaran, peneliti kemudian bekerja
mengembangkan draftperangkat
pembelajaran berdasarkan teori yang relevan yang telah dipelajari. Setelah
selesai dikembangkan, draft harus berulangkali direview sendiri oleh peneliti
atau dibantu oleh teman sejawat (peer review).
Setelah
diyakini bagus sesuai dengan yang diharapkan, drafttersebut dimintakan masukan kepada para ahli yang relevan (expert validation). Masukan dari para
ahli dijadikan dasar untuk perbaikan terhadap draft. Setelah draftdirevisi
berdasar masukan dari para ahli, langkah berikutnya adalah menguji-coba drafttersebut. Uji-coba disesuaikan
dengan penggunaan perangkat. Bila yang dikembangkan adalah bahan ajar, maka
uji-cobanya adalah digunakan untuk mengajar kepada siswa yang akan membutuhkan
perangkat tersebut. Uji-coba bisa dilakukan pada beberapa bagian saja terhadap
sekelompok kecil siswa, atau satu kelas. Bila yang diuji-coba adalah silabus,
maka uji-cobanya adalah terhadap guru yang akan menggunakan silabus tersebut.
Kegiatan uji-cobanya adalah meminta guru menggunakan silabus untuk menyusun
Rencana Program Pembelajaran (RPP).
Tujuan
uji-coba adalah untuk melihat apakah perangkat pembelajaran yang dikembangkan
dapat diterima atau tidak. Dari hasil uji-coba, beberapa bagian mungkin
memerlukan revisi. Kegiatan terakhir adalah revisi terhadap draft menjadi draftakhir perangkat pembelajaran
tersebut.
Menurut
Akker (1999), ada 4 tahap dalam penelitian pengembangan yaitu :
1. Pemeriksaan pendahuluan (preliminary inverstigation).
Pemeriksaan
pendahuluan yang sistematis dan intensif dari permasalahan mencakup:
- tinjauan ulang literatur,
- konsultasi tenaga ahli,
- analisa tentang ketersediaan contoh untuk tujuan yang terkait, dan
- studi kasus dari praktek yang umum untuk merincikan kebutuhan.
2. Penyesuaian teoritis (theoretical embedding)
Usaha
yang lebih sistematis dibuat untuk menerapkan dasar pengetahuan dalam
mengutarakan dasar pemikiran yang teoritis untuk pilihan rancangan.
3. Uji empiris (empirical testing)
Bukti
empiris yang jelas menunjukkan tentang kepraktisan dan efektivitas dari
intervensi.
4. Proses dan hasil dokumentasi, analisa dan
refleksi (documentation,analysis, and
reflection on process and outcome).
Implementasi
dan hasilnya untuk berperan pada spesifikasi dan perluasan metodologi rancangan
dan pengembangan penelitian.
E. Metode Penelitian
Pengembangan
Metode
penelitian pengembangan tidaklah berbeda jauh dari penelitian pendekatan
penelitian lainya. Namun, pada penelitian pengembangan difokuskan pada 2 tahap
yaitu tahap preliminarydan tahap formative evaluation (Tessmer, 1993)
yang meliputi self evaluation,
prototyping (expert reviewsdan one-to-one,
dan small group), serta field test. Adapun alur desain formative evaluation sebagai berikut :
Gambar 1.
Alur Desain formative evaluation(Tessmer,
1993)
1. Tahap Preliminary
Pada
tahap ini, peneliti akan menentukan tempat dan subjek penelitian seperti dengan
cara menghubungi kepala sekolah dan guru mata pelajaran disekolah yang akan
menjadi lokasi penelitian. Selanjutnya peneliti akan mengadakan
persiapan-persiapan lainnya, seperti mengatur jadwal penelitian dan prosedur
kerja sama dengan guru kelas yang dijadikan tempat penelitian.
2.Tahap Formative
Evaluation
1) Self
Evaluation
- Analisis,Tahap ini merupakan langkah awal penelitian pengembangan. Peneliti dalam hal inin akan melakukan analisis siswa, analisis kurikulum, dan analisis perangkat atau bahan yang akan dikembangkan.
- Desain, Pada tahap ini peneliti akan mendesain perangkat yang akan dikembangkan yang meliputi pendesainan kisi-kisi, tujuan, dan metode yang akan di kembangkan. Kemudian hasil desain yang telah diperoleh dapat di validasi teknik validasi yang telah ada seperti dengan teknik triangulasi data yakni desain tersebut divalidasi oleh pakar (expert) dan teman sejawat. Hasil pendesainan ini disebut sebagai prototipe pertama.
2) Prototyping
Hasil
pendesainan pada prototipe pertama yang dikembangkan atas dasar self evaluationdiberikan pada pakar (expert review) dan siswa (one-to-one) secara paralel. Dari hasil
keduanya dijadikan bahan revisi. Hasil revisi pada prototipe pertama dinamakan
dengan prototipe kedua.
- Expert Review, Pada tahap expert review, produk yang telah didesain dicermati, dinilai dan dievaluasi oleh pakar. Pakar-pakar tadi menelaah konten, konstruk, dan bahasa dari masing-masing prototipe. Saran–saran para pakar digunakan untuk merevisi perangkat yang dikembangkan. Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari para pakar (validator) tentang desain yang telah dibuat ditulis pada lembar validasi sebagai bahan merevisi dan menyatakan bahwa apakah desain ini telah valid atau tidak.
- One-to-one, Pada tahap one-to-one, peneliti mengujicobakan desain yang telah dikembangkan kepada siswa/guru yang menjadi tester. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk merevisi desain yang telah dibuat.
- Small group. Hasil revisi dari expertdan kesulitan yang dialami pada saat uji coba pada prototipe pertama dijadikan dasar untuk merevisi prototipe tersebut dan dinamakan prototipe kedua kemudian hasilnya diujicobakan pada small group. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk revisi sebelum diujicobakan pada tahap field test.Hasil revisi soal berdasarkan saran/komentar siswa pada small groupdan hasil analisis butir soal ini dinamakan prototipe ketiga.
3) Field
Test
Saran-saran
serta hasil ujicoba pada prototipe kedua dijadikan dasar untuk merevisi desain
prototipe kedua. Hasil revisi diujicobakan ke subjek penelitian dalam hal ini
sebagai uji lapangan atau field test.
Produk
yang telah diujicobakan pada uji lapangan haruslah produk yang telah memenuhi
kriteria kualitas. Akker (1999) mengemukakan bahwa tiga kriteria kualitas
adalah: validitas, kepraktisan, dan efektivitas (memiliki efek potensial).
DAFTAR PUSTAKA
Borg and
Gall (1983). Educational Research, An
Introduction. New York and London. Longman Inc.
Gay, L.R.
(1991). Educational Evaluation and
Measurement: Com-petencies for Analysis and Application. Second edition.
New York: Macmillan Publishing Compan.
I Wayan
Santyasa. (2009). Metode Penelitian
Pengembangan & Teori Pengembangan Modul. Makalah Disajikan dalam
Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Tanggal 12-14 Januari 2009,
Di Kecamatan Nusa Penida kabupaten Klungkung
Rita C.
Richey, J. D. K., Wayne A. Nelson. (2009). Developmental
Research : Studies of Instructional Design and Development.
Seels,
Barbara B. & Richey, Rita C. (1994). Teknologi
Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga
dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.
Sugiyono.
(2011). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Plomp,
Tj. (1994). Educational Design:
Introduction. From Tjeerd Plomp (eds). Educational
&Training System Design: Introduction. Design of Education and Training
(in Dutch).Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland. Faculty of Educational
Science andTechnology, University of Twente
Tessmer,
Martin. (1998). Planning and Conducting
Formative Evaluations. Philadelphia: Kogan Page.
van den
Akker J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Pada J. van
den Akker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp (eds), Design Approaches and Tools in Education and
Training(pp. 1-14). Dortrech: Kluwer Academic Publishers.
van den
Akker J., dkk. (2006). Educational Design
Research. London and New York: Routledge.
boleh minta sumber bukunya?
ReplyDeleteIya sumber bukunya
ReplyDelete