7/9/18

ANALISIS KASUS HRS

Sejalan dengan perkembangan pengungkapan kasus konten pornografi yang termuat dalam chat WA antara HR  dan FH, maka dalam sepekan terakhir ini berkembang banyak pendapat terhadap keaslian dari chat WA tersebut. Pendapat-pendapat tersebut disandarkan pada sejumlah narasumber yang sama-sama mengaku sebagai ahli IT maupun ahli digital forensics. Pendapat-pendapat tersebut akhirnya menjadi perang opini di publik yang akhirnya memberikan kesan pro dan kontra tentang kelanjutan kasus hukum yang menjerat HR dan FH.
Dari pengamatan terhadap semua pendapat seputar asli tidaknya chat WA antara HR dan FH, semuanya mengacu pada materi chat yang tersebar selama ini, baik melalui video maupun screen shoot gambarnya. Pendapat-pendapat tersebut tidak didasarkan pada analisis langsung terhadap barang bukti handphone yang dimiliki oleh kedua atau salah satu dari HR maupun FH. Dengan logika apapun, memberikan analisis yang pada ujungnya memberikan kesimpulan asli ataupun palsu adalah tidak sesuai dengan kaidah dasar forensika. Satu-satunya langkah analisis yang benar untuk menentukan asli atau tidaknya  chat WA antara HR dan FH hanyalah dengan melalui eksplorasi barang bukti handphone yang dimiliki oleh HR dan FH atau salah satu dari keduanya.

Hal ini berlaku untuk semua kasus yang memuat unsur chat WA sebagai alat buktinya. Banyaknya aplikasi sejenis Chat WA palsu baik yang berbasis web, android, iphone ada kemungkinan dimanfaatkan pula oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan hal-hal yang melanggar hukum. Bila hal ini memang terjadi, maka siapapun dari masyarakat yang menjadi korbannya, harus secara terbuka dan kooperatif untuk menyerahkan HP miliknya untuk dianalisa lebih lanjut oleh ahli digital forensics. Tanpa melakukan itu maka sanggahan ataupun analisa tentang keaslian dari chat tersebut tidak bisa diterima secara ilmiah.

Chat WA HR dan FH

Harus diakui kecerdikan dari anonymous sang penyebar konten dalam menyebarkan chat WA yang heboh ini.  Anonymous bukannya menggunakan deretan screenshoot image ataupun transkip chat, namun menggunakan video yang memuat screenshoot image. Hal ini akan menyulitkan proses rekontruksi untuk mengetahui bagaimana mekanisme anonymous dalam mendapatkan chat WA tersebut. Dengan teknik penyebaran chat seperti itu, maka analisa terhadap keaslian chat tersebut tidak bisa dilakukan dari sisi sumber awalnya, analisa paling hanya bisa dilakukan dari gaya bahasa yang muncul dalam chat WA tersebut. Siapapun hanya akan menebak-nebak bagaimana teknik dan mekanisme sehingga chat WA tersebut bisa sampai ke tangan anonymous. Tanpa analisa terhadap sumber data langsung (HP keduanya) maka sulit untuk melakukan analisa baik untuk membuktikan keaslian maupun adanya rekaysa dari chat WA tersebut.

Karena itu, cara terbaik untuk membuktikan apakah chat tersebut adalah benar ataukah hanya rekayasa adalah dengan memberikan hp dari HR dan FH untuk diselidiki lebih lanjut. Kalau kedua pihak tersebut benar-benar tidak melakukan apa yang dituduhkan maka justru seharusnya terbuka untuk memberikan hpnya untuk dianalisa oleh ahlinya. Bahkan kalaupun, ada kesengajaan untuk menghapus chat yang dimaksud beserta dengan image yang terkirim, dengan gabungan teknik logical ataupun physical acquisition nantinya dapat dilakukan analisa untuk kemudian disimpulkan apakah chat tersebut benar-benar ada ataukah hanya rekayasa saja. Kalau hp keduanya malah justru disembunyikan, maka akan semakin sulit untuk membuktikan benar atau tidaknya ada chat WA tersebut. Alasan apapun terhadap bantahan adanya chat WA tersebut tanpa memberikan hp keduanya untuk dianalisa akan sulit diterima baik oleh masyarakat. Bantahan dengan hanya menjelaskan ketidak sesuaian gaya bahasa yang muncul dalam komunikasi chat WA antara HR dan FH perlu didukung pula oleh analisa terhadap gaya bahasa yang termuat dari ribuan chat WA/SMS antara HR dan FH kepada rekan-rekan mereka yang lain.

Sejalan dengan itu, dalam sepekan ini, beberapa analisa dan pendapat serta bantahan dari adanya chat WA tersebut mulai banyak didapat di berbagai forum. Umumnya analisa tersebut hanya didasarkan pada analisa non teknis superti : gaya bahasa pada chat tsb, modus penyebarannya, pihak yang diduga menjadi dalang penyebaran, gaya hidup HR dalam hal menggunakan HP dan WA. Semua analisa mengarah pada kesimpulan adanya Hoax. Namun demikian, sekali lagi untuk memastikan apakah analisa tersebut Hoax ataukah fakta maka tidak ada cara lain kecuali melakukan analisa langsung pada HP dari kedua atau salah satunya sebagai artefak digital utama dalam kasus ini.

Salah satu prosedur dalam analisa forensik digital adalah harus pada barang bukti yang sifatnya adalah authentic atau asli dan bukan replikasi. Dalam konteks ini, barang bukti asli hanya dimiliki oleh penyidik. Bila pihak-pihak tertentu ingin juga menyampaikan pendapatnya tentang analisa kasus chat ini maka mau tidak mau harus menggunakan barang bukti yang sama pula. Prosedur hukum memungkinkan untuk melakukan peminjaman barang bukti untuk kepentingan yang dapat diterima secara hukum. Melalui barang bukti yang sama maka nantinya dapat dilakukan proses pembuktian secara apple to apple terhadap kasus chat WA ini.

Analisa juga harus bersifat complete, analisa forensik digital sifatnya menyampaikan semua  fakta-fakta yang didapat secara lengkap dari berbagai sudut pandang proses penyelidikan dan penyidikan. Fakta selain dapat digunakan untuk menguatkan juga dapat digunakan untuk membantah. Fakta mana yang akan digunakan adalah menjadi wewenang penyidik. Sehingga dapat dipastikan bahwa ketika telah dilakukan proses penetapan tersangka, maka fakta yang didapat bukan hanya sebatas pada data chat dan foto saja namun juga memuat data-data lainnya. Dalam hal ini fakta yang diungkap harus memenuhi kaidah  5W dan 1 H.  

Karena itu, cara terbaik untuk adu argumentasi apakah chat tersebut asli ataukah palsu, demikian juga apakah foto tersebut benar adanya ataukah hanya rekayasa foto, hanyalah di ruang persidangan. Belum lagi tentang debat benar tidaknya tersangka memenuhi pasal yang dituntutkan kepadanya adalah jalan panjang tersendiri yang harus diuji dalam persidangan. Bedanya, kalau aspek hukumnya barangkali masih dibenarkan berdebat panjang diluar persidangan karena penafsiran pasal-pasal yang digunakan bisa multi tafsir sehingga bisa berbeda pendapat antara satu dengan yang lainnya. Namun tidaklah demikian dengan aspek teknis pembuktian, debat panjang di luar persidangan tanpa merujuk kepada barang bukti yang dimaksud adalah hal yang sia-sia belaka.  

Teknik Analisis Chat WA

Whatssap secara umum akan menyimpan data pada SQLLite databases. Terdapat dua file utama yang harus diperhatikan, yaitu wa.db dan msgstore.db. File yang pertama akan berisi sejumlah informasi seperti  contacts, dan yang kedua akan memuat message yang terkirim dan masuk dalam WA. Kedua file tersebut dapat tersimpan pada internal phone storage ataupun pada SDCard tergantung dari setting yang diterapkan oleh pengguna. Umumnya file akan tersimpan pada lokasi:  /storage/emulated/0/WhatsApp/

Bila pada mode rooted device, umumnya file didapat dengan mudah, namun bila tidak dalam mode rooted device, file akan terenkripsi. Versi terbaru dari WA telah melakukan enskripsi dari file  msgstore, hal ini ditandai dengan ekstensi seperti crypt6, crypt7 atau crypt8. Ekstensi tersebut menunjukkan bahwa file msgstore merupakan file yang telah terenkripsi. Beberapa tools seperti WhatsApp Key/DB Extractor dapat digunakan untuk membaca file terkenripsi pada non-rooted Android devices.

Beberapa tools freeware yang umumnya digunakan untuk kepentingan analisa whatssap, antara lain adalah: Andriller, Whatssap-Viewer, WForensic, Whatssap Key/DB Extractor. Sementara itu beberapa aplikasi berlisensi seperti Oxygen, XRY, Belkasoft, Cellbrite umumnya telah memiliki kemampuan untuk dapat mendeteksi artefak digital untuk semua aktivitas media social termasuk whatssapp.

Bagaimana mendapatkan Chat WA ?

Terlepas apakah chat WA antara HR dan FH tersebut adalah benar ataukah hanya rekayasa, maka hal yang tentunya menarik adalah mengetahui bagaimanakah seseorang yang bukan haknya bisa mengetahui chat WA orang lain.  Hal inilah yang barangkali yang harus ditelusur sebagai edukasi security and privacy pada masyarakat. Berdasarkan pengamatan, dari sekian banyak cara dan kemungkinan mendapatkan chat WA seseorang, maka yang paling mudah dilakukan oleh siapapun adalah melalui beberapa teknik berikut ini:

    Chat WA Palsu. Terdapat banyak sekali tools yang dapat digunakan untuk kepentingan chat WA palsu. Tools ini sebenarnya dikatagorikan sebagai fun tools alias tools untuk hiburan saja, namun dalam perkembangannya tools sejenis ini juga dimanfaatkan untuk hal-hal yang bertentangan dengan hukum. Harus ada sebuah scenario yang baik untuk membuat percakapan melalui tools untuk chat WA palsu. Dalam kasus FH dan HR, sejumlah analisis memberikan fokus analisisnya tentang penggunaan tools chat palsu dalam perkacapan WA yang tersebar luas.
    Menggunakan aplikasi spy. Aplikasi sejenis ini awalnya digunakan untuk kepentingan monitoring (atasan terhadap bawahannya, orang tua terhadap anaknya). Aplikasi ini akan melakukan control dan report terhadap hp tertentu yang dimonitor. Dalam hal ini hp yang dimonitor harus diinstall terlebih dahulu aplikasinya kemudian proses monitoring dilakukan melalui web secara remote. Aplikasi sejenis ini akan melaporkan  dan merekam semua yang terjadi pada HP target, semua call, SMS, MMS,WA, FB dll yang terjadi pada hp target akan dapat dimonitor lewat web. Dalam kasus HR dan FH, sangat dimungkinkan seseorang dengan sengaja memasukkan aplikasi spy pada salah satu Hp dan kemudian memantaunya secara remote. Dari aspek kehati-hatian dan security, mendapatkan hadiah dari seseorang berupa HP ataupun melakukan servis hp di sembarang tempat, adalah potensi dari terjadinya modus ini. Berhati-hati dengan HP kita sendiri, jangan pernah membiarkan tergeletak begitu saja atau tertinggal. Juga biasakan mengaktifkan mode lock terhadap hp adalah salah satu preventifnya.
    BackUp chat history. Bila fasilitas ini diaktifkan, maka user dapat melakukan backup secara otomatis dari semua chat WA. Ada dua pilihan backup, dilakukan secara fisik ke media storage (biasanya SD Card) ataupun secara online ke drive online ataupun alamat email tertentu. Bila ini dilakukan oleh salah satu dari HR  dan FH, maka ada kemungkinan SD cardnya jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab, ataupun akun drive online dan emailnya berhasil diretas seseorang. Anonymous kelihatannya akan lebih tertarik untuk meretas akun drive online ataupun email daripada melakukan aktivitas duplikasi atau pencurian SDcard. Untuk itu maka akun email manakah yang kemudian diretas, bisa jadi akunnya HR ataupun FH tergantung siapa yang mengaktifkan mode backup chat history. Proteksi terhadap password dari akun email termasuk salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hal ini.
    Memanfaatkan QR Code pada Aplikasi web untuk WA. Salah satu cara yang memudahkan dalam menjalankan WA adalah menggunakan modus web melalui web brower. Salah satu prosedur untuk menjalankan modul ini adalah mengaktifkan QR code yang digenerate oleh aplikasi browsernya kemudian WA di scan oleh apliasi utama WA di Handphone. Saat ini banyak sekali aplisi yang memanfaatkan QR code yang digenerate ini untuk kepentingan cloning WA secara illegal. Maka berhati-hatilah menjalankan modus web untuk menjalankan aplikasi Web. Pastikan browser dan hp yang digunakan untuk menjalankan aplikasi WA benar-benar dalam kontrol kita sebagai pemiliknya.

Selain ke empat cara diatas, terdapat banyak cara lain yang mungkin yang lebih teknis dan menyangkut cara-cara hacking system yang kompleks. Dalam hal ini cara-cara lain yang mungkin dilakukan tersebut memerlukan keahlian khusus bidang IT serta pengetahuan lainnya seputar keamanan komputer.

Kasus sejenis chat yang terse bar antara HR dan FH kedepannya akan sangat mungkin muncul lagi dan menimpa siapapun. Untuk itu maka sebagai edukasi kapada masyarakat pastikan betul penggunaan HP dan aplikasi yang terinstall didalamnya benar-benar dalam kendali kita sepenuhnya. Gunakan mekanisme lock screen/apllication bila kita tidak yakin kalau keberadaan HP kita cukup aman dari kemungkinan adianta tangan-tangan jahil disekitar kita. Kemudian andaikata suatu saat nanti kita menjadi korban dan penyebaran chat WA yang sifatnya negatif dan merugikan, maka langkah yang paling baik adalah berikan hp anda secara kooperatif melada pihak-pihak yang berkompeten untuk membuktikan keaslian dari chat WA tersebut.

Yudi Prayudi

Pusat Studi Forensika Digital (PUSFID)





No comments:

Post a Comment

PENERAPAN ILMU FORENSIK DALAM HUKUM PIDANA

Terbentuknya keyakinan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana didasarkan pada hasil pemeriksaan alat-alat bukti yang dikemukakan pada pros...